Tafsir Surat Abasa ayat 1-8
Tafsir Surat
Abasa ayat 1
{عَبَسَ}
النَّبِيّ كَلَحَ وَجْهه {وَتَوَلَّى} أَعْرَضَ لِأَجْلِ
001. (Dia telah bermuka masam) yakni Nabi
Muhammad telah bermuka masam (dan berpaling) yaitu memalingkan mukanya
karena,
--------------------
Tafsir Surat
Abasa ayat 2
{أَنْ
جَاءَهُ الْأَعْمَى} عَبْد اللَّه بْن أُمّ مَكْتُوم فَقَطَعَهُ عَمَّا هُوَ
مَشْغُول بِهِ مِمَّنْ يَرْجُو إِسْلَامه مِنْ أَشْرَاف قُرَيْش الَّذِينَ هُوَ
حَرِيص عَلَى إِسْلَامهمْ وَلَمْ يَدْرِ الْأَعْمَى أَنَّهُ مَشْغُول بِذَلِكَ
فَنَادَاهُ عَلِّمْنِي مِمَّا عَلَّمَك اللَّه فَانْصَرَفَ النَّبِيّ صَلَّى
اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى بَيْته فَعُوتِبَ فِي ذَلِكَ بِمَا نَزَلَ فِي
هَذِهِ السُّورَة فَكَانَ بَعْد ذَلِكَ يَقُول لَهُ إِذَا جَاءَ مَرْحَبًا بِمَنْ
عَاتَبَنِي فِيهِ رَبِّي وَيَبْسُط لَهُ رِدَاءَهُ
002. (telah datang seorang buta kepadanya)
yaitu Abdullah bin Umi Maktum. Nabi saw. tidak melayaninya karena pada saat itu
ia sedang sibuk menghadapi orang-orang yang diharapkan untuk dapat masuk Islam,
mereka terdiri dari orang-orang terhormat kabilah Quraisy, dan ia sangat
menginginkan mereka masuk Islam. Sedangkan orang yang buta itu atau Abdullah
bin Umi Maktum tidak mengetahui kesibukan Nabi saw. pada waktu itu, karena ia
buta. Maka Abdullah bin Umi Maktum langsung menghadap dan berseru,
"Ajarkanlah kepadaku apa-apa yang telah Allah ajarkan kepadamu." Akan
tetapi Nabi saw. pergi berpaling darinya menuju ke rumah, maka turunlah wahyu
yang menegur sikapnya itu, yaitu sebagaimana yang disebutkan dalam surat ini.
Nabi saw. setelah itu, apabila datang Abdullah bin Umi Maktum berkunjung
kepadanya, beliau selalu mengatakan, "Selamat datang orang yang
menyebabkan Rabbku menegurku karenanya," lalu beliau menghamparkan kain
serbannya sebagai tempat duduk Abdullah bin Umi Maktum.
--------------------
Tafsir Surat
Abasa ayat 3
{وَمَا
يُدْرِيك} يُعْلِمك {لَعَلَّهُ يَزَّكَّى} فِيهِ إِدْغَام التَّاء فِي
الْأَصْل فِي الزَّاي أَيْ يَتَطَهَّر مِنْ الذُّنُوب بِمَا يَسْمَع مِنْك
003. (Tahukah kamu) artinya, mengertikah kamu (barangkali
ia ingin membersihkan dirinya) dari dosa-dosa setelah mendengar dari kamu;
lafal Yazzakkaa bentuk asalnya adalah Yatazakkaa, kemudian huruf Ta diidgamkan
kepada huruf Za sehingga jadilah Yazzakkaa.
--------------------
Tafsir Surat
Abasa ayat 4
{أَوْ
يُذْكَر} فِيهِ إدْغَام التَّاء فِي الْأَصْل فِي الذَّال أَيْ يَتَّعِظ {فَتَنْفَعهُ
الذِّكْرَى} الْعِظَة الْمَسْمُوعَة مِنْك وَفِي قِرَاءَة بِنَصْبِ تَنْفَعهُ
جَوَاب الترجي
004. (Atau dia ingin mendapatkan pelajaran)
lafal Yadzdzakkaru bentuk asalnya adalah Yatadzakkaru, kemudian huruf Ta
diidgamkan kepada huruf Dzal sehingga jadilah Yadzdzakkaru, artinya mengambil
pelajaran dan nasihat (lalu pengajaran itu memberi manfaat kepadanya)
atau nasihat yang telah didengarnya dari kamu bermanfaat bagi dirinya. Menurut
suatu qiraat lafal Fatanfa'ahu dibaca Fatanfa'uhu, yaitu dibaca Nashab karena
menjadi Jawab dari Tarajji atau lafal La'allahuu tadi.
--------------------
Tafsir Surat
Abasa ayat 5
{أَمَّا
مَنْ اِسْتَغْنَى} بِالْمَالِ
005. (Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup)
karena memiliki harta.
--------------------
Tafsir Surat
Abasa ayat 6
{فَأَنْتَ
لَهُ تَصَدَّى} وَفِي قِرَاءَة بِتَشْدِيدِ الصَّاد بِإِدْغَامِ التَّاء
الثَّانِيَة فِي الْأَصْل فِيهَا تُقْبِل وتتعرض
006. (Maka kamu melayaninya) atau menerima dan mengajukan
tawaranmu; menurut suatu qiraat lafal Tashaddaa dibaca Tashshaddaa yang bentuk
asalnya adalah Tatashaddaa, kemudian huruf Ta kedua diidgamkan kepada huruf
Shad, sehingga jadilah Tashshaddaa.
--------------------
Tafsir Surat
Abasa ayat 7
{وَمَا
عَلَيْك أَلَّا يَزَّكَّى} يُؤْمِن
007. (Padahal tidak ada celaan atasmu kalau dia
tidak membersihkan diri) yakni orang yang serba berkecukupan itu tidak
beriman.
--------------------
Tafsir Surat
Abasa ayat 8
{وَأَمَّا
مَنْ جَاءَك يَسْعَى} حَال مِنْ فَاعِل جاء
008. (Dan adapun orang yang datang kepadamu dengan
bersegera) lafal Yas'aa berkedudukan sebagai Haal atau kata keterangan
keadaan bagi Fa'il atau subjek yang terkandung di dalam lafal Jaa-a.
Komentar
Posting Komentar